Sudah ada mesosfer setebal 20 kilometer, eh masih banyak juga meteor-meteor yang nyelonong
menyambangi permukaan bumi kita seperti di Teluk Bone dan Duren Sawit
(Jakarta) baru-baru ini. Gimana kalau nggak ada sama sekali ya.. wah
pastinya kehidupan di bumi ga mungkin ada. By the way, ngerasa aneh ga
sih, geosciensters, bukannya mesosfer itu lapisan terdingin dengan suhu sampai -100°C, tapi kok bisa “membakar” meteor?
Sebenarnya ini ga aneh loh, geosciensters. Jawabannya: gesekan.
Pernah kan, waktu udara dingin, kamu menggosokkan kedua telapak tanganmu biar hangat? Begitu jugalah cara kerja mesosfer. Mesosfer memiliki cukup densitas untuk “menggosok” meteor-meteor yang masuk ke bumi sampai terbakar. Apalagi meteor-meteor itu jatuh bebas dengan kecepatan yang luar biasa, bisa dibayangkan gaya geseknya besar sekali!
Pernah kan, waktu udara dingin, kamu menggosokkan kedua telapak tanganmu biar hangat? Begitu jugalah cara kerja mesosfer. Mesosfer memiliki cukup densitas untuk “menggosok” meteor-meteor yang masuk ke bumi sampai terbakar. Apalagi meteor-meteor itu jatuh bebas dengan kecepatan yang luar biasa, bisa dibayangkan gaya geseknya besar sekali!
Pertanyaannya: mengapa yang membakar meteor bukan lapisan termosfer saja, yang jauh lebih panas?
Sebenarnya, termosfer dan eksosfer itu tidak sepanas yang diberitakan!
Kalau kamu membawa thermometer biasa ke atas sana dan mengukur suhunya, kamu akan dapatkan hasil pengukuran yang super dingin! Kok bisa?
Kalau kamu membawa thermometer biasa ke atas sana dan mengukur suhunya, kamu akan dapatkan hasil pengukuran yang super dingin! Kok bisa?
Seperti
yang kamu tahu, makin panas suatu zat, maka gerak partikelnya semakin
cepat. Partikel-partikel udara di termosfer bagian tengah sampai
eksosfer bergerak sangat cepat, secepat partikel yang bersuhu ratusan
derajat Celcius. Tapi, udara disana tipiiiiiiis sekali
dengan jumlah partikel sangat sedikiiiiiiit. Padahal kebanyakan energy
yang diserap thermometer atau dirasakan oleh kulit/meteor berasal dari
konduksi. Jadi, walaupun suhu partikel udaranya tinggi sekali, tetapi jumlahnya terlalu sedikit sehingga suhu lingkungannya rendah sekali. Begitu… Jadi meteor sih aman-aman saja melewati eksosfer dan termosfer yang “hot” sampai akhirnya dihadang si mesosfer yang “cool” . Hehehe.
Mesosfer
itu ibarat pedang bermata dua (bagi manusia sih). Di satu sisi dia
berjasa melindungi bumi dari bombardir meteor, tapi di sisi lain
mesosfer bisa juga membakar pesawat luar angkasa yang kita luncurkan
dengan biaya jutaan dolar. Solusinya? perlindungan ekstra. Badan pesawat
ulang-alik/satelit dilapisi bahan-bahan yang tahan panas, seperti
berilium, tungsten, karbon-karbon reinforsi,dan karbon ablatif sehingga
tahan dari gaya gesek nan hot dari mesosfer.
makasih min ternyata termosfer ga se panas dugaan kita selama ini
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWahh sy baru tau, makasih infonya
BalasHapusUy mantap,,,penjelasan nya begitu detail dan mudah dipahami,dan lucu juga😁...thanks
BalasHapusPencurry
BalasHapus